"Until when chance came, it ensnared a new bearer. The Ring came to the creature Gollum ... For 500 years it poisoned his mind. It waited ... It abandoned Gollum. But something happened then the Ring did not intend: It was picked up by the most unlikely creature imaginable: A hobbit."
"Ketika kesempatannya tiba, sang Cincin menjerat pemakai yang baru. Ia tiba kepada Gollum ... Selama 500 tahun, Cincin tersebut meracuni Gollum. Ia terus menunggu ... sampai akhirnya meninggalkan Gollum. Tetapi terjadilah sesuatu yang di luar kehendak sang Cincin: Ia dipungut oleh seorang dari bangsa yang tidak disangka-sangka: Hobbit."
-Lady Galadriel
Kutipan hari ini menggambarkan kengerian sang Cincin sebagai kengerian dosa untuk ketiga kalinya. Cincin ini bahkan sanggup dan siap untuk menunggu 500 tahun. Ia tidak tergesa-gesa dan begitu cermat. Pembaca Kristen mungkin teringat akan bagaimana setan di dalam Alkitab pun dengan sabar dan tekun menunggu waktu yang tepat untuk mencobai Yesus. Betapa mengerikan.
Namun di sela-sela pekerjaan dan rencana Cincin tersebut, tetap ada kuasa lain yang jauh lebih besar dan tetap mampu mengontrol Cincin tersebut. Mengingat kembali, poin daripada posting sebelumnya, kita di sini pun melihat bagaimana sang Cincin dan penguasanya pun tidak terlepas dari campur tangan sebuah kuasa atau pribadi yang lebih tinggi lagi. Bahkan boleh dibilang, mereka sedang dipermainkan oleh pribadi tersebut. Mengapa demikian? Sebab rencana sang Cincin dirusak dengan mudahnya oleh seorang dari ras yang terkenal lemah, yaitu bangsa Hobbit. Dalam pergumulan kita menghadapi kejahatan, melihat kerusakan dunia, mengulangi dosa yang sulit sekali kita atasi, ingatlah bahwa selalu ada juga kuasa-kuasa yang baik. Inilah sebabnya agama dan moral sangat sulit untuk dilepaskan dari aspek hidup manusia, sebarapa modern-nya gaya hidup kita. Sekali lagi bagi pembaca Kristen, kita bisa dengan lega menghidupi suatu hidup yang aman, sebab faktanya, kemenangan dan kuasa tertinggi itu telah dinyatakan dengan gamblang. Pribadi pemegang kekuasaan tertinggi tersebut terlalu berbeda secara kualitas untuk bahkan disejajarkan dengan kuasa apa pun di muka bumi ini. | |