"Three were given to the Elves: Immortal, wisest and fairest of all beings."
"Tiga diturunkan kepada ras Eldar, ras yang tidak menua, paling berpengetahuan dan paling anggun di antara makhluk."
- Lady Galadriel
Dalam Middle Earth, makhluk ras Eldar (atau yang paling sering dikenal sebagai Elf, majemuk: Elves) merupakan ras yang tidak bisa mati karena penuaan umur. Mereka hidup berwujud seperti layaknya anak-anak, dan sampai kepada tahap umur tertentu, fisik mereka tidak akan bertambah tua dan berkeriput. Secara fisik, ada dua cara untuk membunuh mereka: yang pertama adalah dengan cara dibunuh, yang kedua adalah ketika mereka terlalu sedih, biasanya karena kehilangan teman hidup, tujuan, atau karena pengetahuan mereka. Yang menarik adalah bila seorang Eldar sudah mencapai umur tertentu, dia bisa memilih untuk pergi meninggalkan Middle Earth dengan menaiki perahu yang pergi ke dalam wilayah roh dan ini adalah perjalanan satu arah yang tidak dapat kembali lagi. Di sana mereka kembali kepada sang pencipta Middle Earth, sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam keseluruhan wilayah ciptaan prof. Tolkien sang penulis, bernama Iluvatar ato seringkali dikenal sebagai Eru.
Melalui ras-ras yang ada di dalam ciptaan prof. Tolkien, beliau bermaksud untuk merepresentasikan sifat-sifat manusia. Namun beliau tidak pernah secara eksplisit menjelaskan setiap ras itu merupakan representasi dari sifat manusia yang mana. Saya pribadi cenderung melihat ras Eldar ini sebagai suatu sifat idealisme manusia yang indah dan pada dasarnya tidak bisa mati begitu saja.
Sebagaimana ras-ras ciptaan Eru yang lain, ras Eldar juga punya kelemahan yang mudah dirusak dan dimanfaatkan oleh Melkor (pribadi terjahat dalam cerita). Ironisnya, kelemahan ras Eldar juga merupakan kelebihan mereka, yaitu kehausan mereka akan pengetahuan. Banyak individu daripada ras Eldar yang tergoda oleh Melkor karena Melkor menawarkan kepada mereka pengetahuan yang lebih tentang Middle Earth dan juga tentang pribadi pencipta mereka, yaitu Eru.
Dalam hidup kita, seringkali pengetahuan yang banyak menyebabkan perasaan ingin tahu yang sebetulnya kurang diperlukan atau bahkan membahayakan, apalagi kalau yang kita ingin tahu adalah hal-hal yang sebenarnya telah ditentukan oleh pencipta kita sebagai rahasia. Alkitab umat Kristen, misalnya, memaparkan hal ini di dalam Amsal 25:2 dan Ulangan 29:29. Kiranya keingintahuan kita dalam menyelidiki segala sesuatu di wilayah ciptaan tidak melanggar batas-batas wilayah yang sesungguhnya sudah ditetapkan. Bukankah ini juga berlaku dalam relasi terhadap sesama manusia?
Melalui ras-ras yang ada di dalam ciptaan prof. Tolkien, beliau bermaksud untuk merepresentasikan sifat-sifat manusia. Namun beliau tidak pernah secara eksplisit menjelaskan setiap ras itu merupakan representasi dari sifat manusia yang mana. Saya pribadi cenderung melihat ras Eldar ini sebagai suatu sifat idealisme manusia yang indah dan pada dasarnya tidak bisa mati begitu saja.
Sebagaimana ras-ras ciptaan Eru yang lain, ras Eldar juga punya kelemahan yang mudah dirusak dan dimanfaatkan oleh Melkor (pribadi terjahat dalam cerita). Ironisnya, kelemahan ras Eldar juga merupakan kelebihan mereka, yaitu kehausan mereka akan pengetahuan. Banyak individu daripada ras Eldar yang tergoda oleh Melkor karena Melkor menawarkan kepada mereka pengetahuan yang lebih tentang Middle Earth dan juga tentang pribadi pencipta mereka, yaitu Eru.
Dalam hidup kita, seringkali pengetahuan yang banyak menyebabkan perasaan ingin tahu yang sebetulnya kurang diperlukan atau bahkan membahayakan, apalagi kalau yang kita ingin tahu adalah hal-hal yang sebenarnya telah ditentukan oleh pencipta kita sebagai rahasia. Alkitab umat Kristen, misalnya, memaparkan hal ini di dalam Amsal 25:2 dan Ulangan 29:29. Kiranya keingintahuan kita dalam menyelidiki segala sesuatu di wilayah ciptaan tidak melanggar batas-batas wilayah yang sesungguhnya sudah ditetapkan. Bukankah ini juga berlaku dalam relasi terhadap sesama manusia?
Di dalam era digital, mungkin buku Dragnet Nation: A Quest for Privacy, Security, and Freedom in a World of Relentless Surveillance relevan bagi pembaca.