"One by one, the Free Lands of Middle-earth fell to the power of the Ring.
But there were some who resisted. They fought for the freedom of Middle-earth."
"Bangsa yang tadinya bebas, mulai tunduk satu per satu kepada kekuatan cincin penguasa yang utama.
Tetapi ada beberapa yang berhasil bertahan dan mereka berjuang demi kebebasan seluruh dunia."
-Lady Galadriel
Too many films, writings, famous peoples, songs, genre, arts, websites, blogs and mutterings of freedom. The word 'free' is too interesting to be digested within a single blog post. It is paradoxical. In daily use, for example, a 'smoke-free' area does not mean that everybody is free to smoke there. On the contrary, it indirectly forbids any acts that cause that area to be smoked. We also often heard people saying, "I want to be free to express myself." Up to this point, we may then ask: What is a true freedom? How could we obtain such freedom?
At this stage, we could easily say that to be free of something is to be somewhat separated from it. After all, in English, to 'be free' is often close to 'be independent' and being independent is being not dependent, being separated. Perhaps the question above should be: Is being truly free the same as being truly independent? If this is the case then the answer would most probably be a 'no'. Because if it is a 'yes' then why are the internet, Facebook and WhatsApp doing so well?
The Lord of the Rings shows a classic clash between good and evil. It may turn cliche but I personally prefer this than current post-modernistic works, which are simply blurred and vague. We see films where the goods are not so good after all. They have evil nature which are excusable through the good acts they have shown as protagonists. Meanwhile the evil ones are also justifiable since they have backgrounds, which we all should empathize. At least to me, such blurriness borne suspicions in the real life and alienate me in the end, while I truly yearn for healthy relationship. The conflict of the people of Middle-earth is pretty obvious. They want to be free from the evil and malice of Sauron towards the bound of an alliance and peace. So perhaps the real question is: From what / whom should we be free? To what or whom should we be dependent?
At this stage, we could easily say that to be free of something is to be somewhat separated from it. After all, in English, to 'be free' is often close to 'be independent' and being independent is being not dependent, being separated. Perhaps the question above should be: Is being truly free the same as being truly independent? If this is the case then the answer would most probably be a 'no'. Because if it is a 'yes' then why are the internet, Facebook and WhatsApp doing so well?
The Lord of the Rings shows a classic clash between good and evil. It may turn cliche but I personally prefer this than current post-modernistic works, which are simply blurred and vague. We see films where the goods are not so good after all. They have evil nature which are excusable through the good acts they have shown as protagonists. Meanwhile the evil ones are also justifiable since they have backgrounds, which we all should empathize. At least to me, such blurriness borne suspicions in the real life and alienate me in the end, while I truly yearn for healthy relationship. The conflict of the people of Middle-earth is pretty obvious. They want to be free from the evil and malice of Sauron towards the bound of an alliance and peace. So perhaps the real question is: From what / whom should we be free? To what or whom should we be dependent?
Sudah terlalu banyak film, tulisan, tokoh, lagu, genre lagu, karya lukis, seni pahat, situs, blog, bahkan teriakan seorang anak kecil yang menginginkan dirinya untuk bebas. Kata ini terlalu ajaib untuk dibicarakan dalam satu blog yang beberapa ratus kata saja. Istilah yang paradoks ini juga sangat menarik untuk kita perhatikan. Dalam pemakaian sehari-hari misalnya, bila ada tempat yang diberi label 'bebas rokok' bukan berarti manusia bebas untuk merokok di sana, melainkan sebaliknya, mengindikasikan bahwa tempat tersebut adalah bebas dari rokok. Kita juga sering diajarkan untuk mentaati peraturan dari orang tua, sekolah, ataupun negara, agar kita bebas dari hukuman. Dalam dunia seni, kita kerapkali mendengarkan kalimat, "saya ingin bebas berekspresi." Maka dengan segera kita akan bertanya: Adakah bebas yang sesungguhnya? Bila ada, bagaimanakah meraihnya?
Dari contoh yang telah disebutkan di atas, sebetulnya ada suatu kondisi bahwa sesuatu menjadi terlepas ketika dia dikatakan bebas. Mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah: Apakah kebebasan yang sesungguhnya berarti keterlepasan yang sesungguhnya? Ada filosofi yang menawarkan solusi untuk memperoleh keterlepasan total. Itulah kebebasan yang sesungguhnya. Betulkah demikian? Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa istilah 'sungguh' atau 'sejati' tidak harus identik dengan istilah 'total' atau 'menyeluruh'. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa bila kita katakan sesuatu 'sungguh bebas' tidaklah sama dengan 'total lepas'. Makna konotasi dari kedua frase ini jauh berbeda. Sebab memang pada faktanya kita tetap merindukan koneksi dan relasi. Bila tidak demikian, tentulah bisnis telpon, internet, WhatsApp atau pun Facebook tidak akan laku.
Di dalam film yang saya kutip, para tokoh dengan jelas menunjukkan bahwa mereka berjuang untuk bebas dari yang jahat dan kejam menuju keterikatan yang damai dan indah. Dapat kita lihat di dalam film ini, pihak mana yang baik dan pihak mana yang jahat hanya melalui kasat mata. Banyak sekali film di jaman kita yang mengaburkan yang baik dan yang jahat. Sudah terlalu banyak kita dicekoki oleh ajaran bahwa yang baik tidak sepenuhnya baik, dan yang jahat sebetulnya tidak terlalu jahat, melainkan kondisilah yang membuat mereka menjadi jahat. Ini akhirnya membuat kita tidak mau terikat pada siapa pun, padahal ikatan dan relasi antar manusia adalah sesuatu yang kita perlukan. Konflik di dalam Middle-earth dengan mudah menunjukkan bahwa penghuninya ingin bebas dari kejahatan dan kekejaman Sauron menuju ikatan persahabatan dan kedamaian. Jadi mungkin saja pertanyaan yang lebih tepat adalah: Seharusnya kita bebas dari apa? Sebaiknya kita tidak terlepas dari apa / siapa?
Catatan: Pembaca yang bisa berbahasa inggris juga bisa mendapatkan refleksi yang berbeda melalui pembahasan bahasa Inggris di atas. Sebab ini bukanlah proses terjemahan, melainkan penambahan aspek pembahasan dalam bahasa dan kultur yang berbeda.
Dari contoh yang telah disebutkan di atas, sebetulnya ada suatu kondisi bahwa sesuatu menjadi terlepas ketika dia dikatakan bebas. Mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah: Apakah kebebasan yang sesungguhnya berarti keterlepasan yang sesungguhnya? Ada filosofi yang menawarkan solusi untuk memperoleh keterlepasan total. Itulah kebebasan yang sesungguhnya. Betulkah demikian? Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa istilah 'sungguh' atau 'sejati' tidak harus identik dengan istilah 'total' atau 'menyeluruh'. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa bila kita katakan sesuatu 'sungguh bebas' tidaklah sama dengan 'total lepas'. Makna konotasi dari kedua frase ini jauh berbeda. Sebab memang pada faktanya kita tetap merindukan koneksi dan relasi. Bila tidak demikian, tentulah bisnis telpon, internet, WhatsApp atau pun Facebook tidak akan laku.
Di dalam film yang saya kutip, para tokoh dengan jelas menunjukkan bahwa mereka berjuang untuk bebas dari yang jahat dan kejam menuju keterikatan yang damai dan indah. Dapat kita lihat di dalam film ini, pihak mana yang baik dan pihak mana yang jahat hanya melalui kasat mata. Banyak sekali film di jaman kita yang mengaburkan yang baik dan yang jahat. Sudah terlalu banyak kita dicekoki oleh ajaran bahwa yang baik tidak sepenuhnya baik, dan yang jahat sebetulnya tidak terlalu jahat, melainkan kondisilah yang membuat mereka menjadi jahat. Ini akhirnya membuat kita tidak mau terikat pada siapa pun, padahal ikatan dan relasi antar manusia adalah sesuatu yang kita perlukan. Konflik di dalam Middle-earth dengan mudah menunjukkan bahwa penghuninya ingin bebas dari kejahatan dan kekejaman Sauron menuju ikatan persahabatan dan kedamaian. Jadi mungkin saja pertanyaan yang lebih tepat adalah: Seharusnya kita bebas dari apa? Sebaiknya kita tidak terlepas dari apa / siapa?
Catatan: Pembaca yang bisa berbahasa inggris juga bisa mendapatkan refleksi yang berbeda melalui pembahasan bahasa Inggris di atas. Sebab ini bukanlah proses terjemahan, melainkan penambahan aspek pembahasan dalam bahasa dan kultur yang berbeda.
Bacaan yang baik juga untuk dikoleksi The Hobbit and The Lord of the Rings: Deluxe Pocket Boxed Set.